Sabtu, 10 Januari 2015

Masih akan sukseskah suara burung Besar di konkurs perkutut Indonesia 2015 ?

SUMBER

Masih akan sukseskah suara burung  Besar di konkurs perkutut Indonesia 2015 ?
LOMBA NASIONAL BURUNG PERKUTUT TAHUN 2O14 BANYAK PERKUTUT BERSUARA BESAR
Media online Majalahburungpas.com, tahun 2014 setahun para importir Indonesia berlomba-lomba memasukan bibit burung perkutut bersuara gede hingga mampu membabat habis suara perkutut berirama khas Indonesia atau sesuai pakem P3SI.

Efek dari pendapat atau opini tersebut lantas para peternak banyak mengejar burung perkutut bersuara gede, Padahal orang Indonesia masih tetap pavorit dengan burung perkutut suara berirama, dengan demikian “Pertanyaannya akankah berhasil bagi pemilik burung perkutut suara gede  di tahun 2015 ?

Burung perkutut Besar ternyata begini, bunyi pertama > how ko..ko.ko..koooong, dan burung besar tahap ke dua bunyinya begini, how, ko.. ko koo,,, (menurun) dan ketiga adalah > hok, go, go,go gooo,, besar menurun langsung habis, Yang perlu di mengerti burung besar full power itu rata rata hanya maksimal 2 kali,  setelahnya hanya mengambang atau bahkan suara ujungnya menghilang.
Kemudian bila langsung di lombakan mustahil bisa moncer, sedang bila di ternak hasilnya juga mengecewakan perlu inbreed sana sini perlu waktu lama, Beda hal  jika perkutut berirama dan juara nasional beneran dan bagus, maka kemungkinan besar dapat keturunan yang bagus pula, namun entah pada keturunan ke berapa akan di dapat, oleh sebab itu peternak perlu serius dan telaten.

Kutipan, Pasal 21, bab sistem penilaian kunkurs perkutut “Keputusan Munas XVIII “Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) 2012 ayat 7, dimana Penilaian keindahan suara alam burung perkutut di rinci 5 kategori >
A, Suara depan dengan kriteria panjang, mengayun, membat bersih.
B > Suara tengah dengan kriteria bertekanan, lengkap, dan jelas,
C > Suara Ujung dengan kriteria bulat, panjang, dan mengalun.
D > Irama dengan kriteria Senggang elok dan indah,
E > Dasar suara dengan kriteria tebal, kering, bersih, jernih, sengau (ng)
(Simak kriteria suara besar dan kecil tidak ada) “Kemudian bisakah burung perkutut bersuara B (besar) mampu menunjang suara perkutut berirama ?,

Menurut beberapa sumber juga para importir perkutut yang di temui majalahburungpas.com, para peternak dan pelomba khususnya papan menengah dan atas ternyata termakan opini Besar yang kuat, sehingga mereka binggung, bahkan mereka lantas larut dengan rame rame membeli burung perkutut bersuara gede yang di datangkan oleh para Importir.  

KANDANG ISOLASI PERKUTUT BAGUS DAN TIDAK BAGUS

Peternak juga importir perkutut “Djunaedi Mojokerto Jatim, ketika di mintai kejelasan “Dia “Menjabarkan beternak perkutut memang harus diseriusi, hati hati dan jangan mengejar trend, serta untung semata, seharusnya di kembangkan dahulu secara profesional serta jujur.
“Memang TIDAK BISA DI PUNGKIRI keberhasilan itu tidak lepas dari nasib, maka dari itu dalam breeding perkutut, mengutip orang Bangkok, perkutut itu ada tuahnya (jangan main main) di samping kita juga harus jujur.
Nah terkait burung burung bagus “sebenarnya burung yang beredar telah-selaras dengan irama, kemudian kuncinya kedepan yang juara-juara nasional “kiranya terus kembangkan optimal jangan ke buru di jual "kata Dia“.
Hampir senada dengan Djunaedi, Ali Badri kung mania Surabaya “memberikan tanggapan, juara juara perkutut nasional tahun 2014 yang moncer bukan dari peternak yang memiliki ratusan kandang, artinya kita semua memiliki peluang yang sama, tinggal kita bekerja atau tidak, “jelas H.Ali Badri.
Sedang H.Sugik pemilik Acc Bird farm Tasikmalaya, menjelaskan, suara burung perkutut dengan irama yang meliuk liuk sesui dengan karakter indonesia hingga saat ini tidak ada. terkait penilaian, di Indonesia dalam sistem penilaian tidak mengenal volume "tandas Sugik.
Kemudian Asen Cristal bird farm surabaya, melihat kondisi itu justru saya beternak menyesuaikan perkembangan pasar,  selain dengan memilih induk-induk populer, agar tidak tertinggal "pungkasnya.

Lebih lanjut ketika di review pada tahun 2014 lalu, kung mania yang mengharapkan suara perkutut gede yang di silang dengan burung perkutut berirama  dan mereka berharap tembus ke suara gede serta berirama tidak membuahkan hasil, kenyataannya sangat sulit, bahkan gagal, sebab perlu di ketahui darah burung perkutut gede di silang dengan suara perkutut irama tidak nyantol alias darahnya tidak mix (tidak campur atau menyatu) pantas saja bila di bangkok masuk di kelas A.

Sedang di Indonesia perkutut yang di lombakan adalah seni dan berirama sesuai pakem P3SI, nah bila di tarik kesimpulan maka tahun 2014 konkurs nasional perkutut Indonesia sepertinya hanya melebar atau boleh di bilang coba coba mengacak dan mengkawin silangkan beragam suara perkutut, terutama yang bervolume gede agar bisa meraih sesuai pakem lomba perkutut P3SI dan itu ternyata meleset hingga berbuntut kecewa, hingga ada yang investasi besar besaran tetapi hasilnya tak sesuai si manis madu dan impian hingga ada yang tak mau lagi main perkutut, kalau sudah demikian siapa yang merugi ?

Melihat kondisi ini sepantasnya tahun 2015 kung mania harus mampu melombakan suara burung sesui pakem serta mengerucutkan kembali ke kithohnya sesuai pakem dan tidak secara melebar, harus menuju pasal sesuai kutipan di atas, Bila hal ini di lakukan, tentu kedepan akan mendapat anakan serta mendapat basik untuk amunisi, sehingga peternak menjadi contoh bagi kung mania yang lain lebih profesional.

Walaupun masalahnya burung yang menjadi juara nasional sering tidak di kembangkan atau di ternak secara profesional karena di jual, padahal si pembeli tidak faham burung bagus tersebut, nah itulah yang sering menghantui kung mania.
Bagaimana dengan anda penghobis dan pelomba perkutut siapkah bersaing secara  sehat di tahun ini juga tahun mendatang ‘Fid’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar